Menjijikan.!!!!!!
Mungkin kata itu yang pertama kali keluar saat kita melihat atau berbicara tentang cacing. Tetapi apakah pendapat anda setelah membaca artikel di bawah ini? Kali ini saya ingin membantu menyembuhkan penyakit yang paling MENAKUTKAN bagi masyarakat di Indonesia.
Telah banyak dibuktikan bahwa kualitas lemak dari hasil produk-produk peternakan tidak terlalu baik bagi kesehatan mengingat lemak produk peternakan sering dianggap bertanggung jawab terhadap insiden berbagai penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, sampai stroke.
Bertolak belakang dengan itu, lemak pada ikan dipercaya lebih sehat untuk manusia. Kalau pada hewan ternak kandungan asam lemaknya adalah asam lemak omega-6 yang dianggap merugikan, maka pada ikan kandungannya adalah asam lemak omega-3 yang menyehatkan manusia karena dapat meningkatkan berbagai aktivitas tubuh. Selanjutnya, EPA dan DHA (keduanya adalah jenis dari asam lemak omega-3) dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner dan melawan depresi. Bagi anak-anak dan balita yang masih dalam masa pertumbuhan, EPA dan DHA amat penting untuk perkembangan otak dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Alasan kebaikan omega-3 ikan dan keburukan omega-6 ternak memunculkan pemikiran ilmuwan bidang peternakan dan genetika untuk mengganti asam lemak ternak dengan asam lemak ikan. Metode rekayasa DNA memungkinkan tujuan penggantian lemak ini dicapai.
Lai dkk. (2004) dari Jurusan Peternakan, Univeritas Missouri, Amerika Serikat, berhasil membiakkan ternak (babi) omega-3. Kelompok peneliti ini melakukan tehnik “kloning” untuk menghasilkan anakan ternak yang dapat menghasilkan enzim khusus pengubah asam lemak. Enzim ini diperoleh para peneliti dari cacing tanah yang mempunyai DNA khas pengubah omega-6 ke omega-3. Pada tahapan teknis, DNA cacing dicangkokan ke dalam DNA ternak sehingga ternak dimaksud selanjutnya mampu menghasilkan omega-3.
Pengamatan lebih rinci membuktikan bahwa sebanyak rata-rata 8 % dari total lemak babi transgenik mengandung omega-3, bandingkan dengan hanya 1 sampai 2% kadar omega-3 pada babi normal. Lebih menjanjikan lagi, J.X. Kang, profesor kardiovaskuler dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat, yakin bahwa melalui penelitian lanjutan, kadar omega-3 pada babi dapat ditingkatkan seperti proporsi yang dimiliki oleh ikan (Kang, 2004).
Kajian ini membuka cakrawala bahwa lemak pada hewan-hewan ternak lainnya, seperti ayam, sapi, kambing, dan ternak lainnya dapat diubah untuk menjadikannya lebih sehat atau sesehat lemak asal ikan. Di sinilah peran CACING. Rupanya cacing sangat berguna mengubah “yang jelek menjadi baik”. Mengubah dari kesan “menjijikan” menjadi “bermanfaat”….
Mungkin kata itu yang pertama kali keluar saat kita melihat atau berbicara tentang cacing. Tetapi apakah pendapat anda setelah membaca artikel di bawah ini? Kali ini saya ingin membantu menyembuhkan penyakit yang paling MENAKUTKAN bagi masyarakat di Indonesia.
Telah banyak dibuktikan bahwa kualitas lemak dari hasil produk-produk peternakan tidak terlalu baik bagi kesehatan mengingat lemak produk peternakan sering dianggap bertanggung jawab terhadap insiden berbagai penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah, sampai stroke.
Bertolak belakang dengan itu, lemak pada ikan dipercaya lebih sehat untuk manusia. Kalau pada hewan ternak kandungan asam lemaknya adalah asam lemak omega-6 yang dianggap merugikan, maka pada ikan kandungannya adalah asam lemak omega-3 yang menyehatkan manusia karena dapat meningkatkan berbagai aktivitas tubuh. Selanjutnya, EPA dan DHA (keduanya adalah jenis dari asam lemak omega-3) dipercaya dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner dan melawan depresi. Bagi anak-anak dan balita yang masih dalam masa pertumbuhan, EPA dan DHA amat penting untuk perkembangan otak dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Alasan kebaikan omega-3 ikan dan keburukan omega-6 ternak memunculkan pemikiran ilmuwan bidang peternakan dan genetika untuk mengganti asam lemak ternak dengan asam lemak ikan. Metode rekayasa DNA memungkinkan tujuan penggantian lemak ini dicapai.
Lai dkk. (2004) dari Jurusan Peternakan, Univeritas Missouri, Amerika Serikat, berhasil membiakkan ternak (babi) omega-3. Kelompok peneliti ini melakukan tehnik “kloning” untuk menghasilkan anakan ternak yang dapat menghasilkan enzim khusus pengubah asam lemak. Enzim ini diperoleh para peneliti dari cacing tanah yang mempunyai DNA khas pengubah omega-6 ke omega-3. Pada tahapan teknis, DNA cacing dicangkokan ke dalam DNA ternak sehingga ternak dimaksud selanjutnya mampu menghasilkan omega-3.
Pengamatan lebih rinci membuktikan bahwa sebanyak rata-rata 8 % dari total lemak babi transgenik mengandung omega-3, bandingkan dengan hanya 1 sampai 2% kadar omega-3 pada babi normal. Lebih menjanjikan lagi, J.X. Kang, profesor kardiovaskuler dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat, yakin bahwa melalui penelitian lanjutan, kadar omega-3 pada babi dapat ditingkatkan seperti proporsi yang dimiliki oleh ikan (Kang, 2004).
Kajian ini membuka cakrawala bahwa lemak pada hewan-hewan ternak lainnya, seperti ayam, sapi, kambing, dan ternak lainnya dapat diubah untuk menjadikannya lebih sehat atau sesehat lemak asal ikan. Di sinilah peran CACING. Rupanya cacing sangat berguna mengubah “yang jelek menjadi baik”. Mengubah dari kesan “menjijikan” menjadi “bermanfaat”….
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.